Oleh: Achmad Nadjamudin Junus / SDM Kearsipan

 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) – Pranala (link): http://kbbi.web.id, menerangkan kata dasar LUPA sebagai berikut:

bangsa-bebas-lupa

Dengan demikian untuk menjaga memori kita dari sifat manusiawi yang satu ini berupa LUPA (lepas dari ingatan; tidak dalam pikiran / ingatan; tidak teringat; tidak sadar (tahu akan keadaan dirinya atau keadaan sekelilingnya, dan sebagainya); tidak acuh; tidak tahu diri; lupa akan asalnya; tidak peduli apa-apa, atau kondisi lupa lainnya berupa LUPA-LUPA INGAT (tidak lupa, tetapi tidak ingat benar; masih ingat, tetapi kurang pasti; agak lupa; sudah lemah ingatannya; tentang orang tua dan sebagainya), sangat perlu menyimpan informasi (peristiwa; kenangan; penerangan; pemberitahuan; kabar atau berita tentang sesuatu) dalam media apapun sebagai arsip. Satu solusi yang praktis dan sangat logis.

Bangsa besar ini memuat penuh sejarah yang panjang dan banyak peristiwa. Bahkan seorang individu manusia Indonesia mempunyai cerita tersendiri mengenai sejarah hidup masing-masing.

 

OTAK MANUSIA

Kemampuan mengingat otak manusia sangatlah terbatas, mustahil mampu mengingat semua peristiwa secara rinci, meski otak manusia memiliki ribuan kemampuan menampung memori .

Adalah sesuatu kebutuhan yang harus ada untuk menjaga memori berupa media yang menyimpan informasi / peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ini.

Susunan struktur otak manusia telah diteliti secara ilmiah, bahwa otak manusia seperti gambar di bawah ini (Sumber: Google – Fungsi otak manusia):

bangsa-bebas-lupa-4bangsa-bebas-lupa-3 bangsa-bebas-lupa-2

Manusia memang makhluk ciptaan Tuhan yang paling istimewa dibandingkan makhluk lainnya. Khusus mengenai otak manusia yang menurut sebuah hasil penelitian terbaru diketahui ternyata kapasitas memori otak manusia 10 kali lebih besar dari yang pernah dipikirkan sebelum nya, yaitu ternyata memiliki kapasitas memori setidaknya 1 petabyte atau setara dengan 10 juta gigabyte. Jumlah itu diperkirakan setara dengan internet saat ini (Sumber: Google – Peneliti dari Salk Institute – Tech Times, Rabu, 27/1/ 2016).

Namun “penyakit’ lupa sanggup membuat ingatan terhadap memori tidak dapat dimunculkan.

 

KLASIFIKASI ARSIP

Klasifikasi Arsip adalah pola pengaturan arsip secara berjenjang dari hasil pelaksanaan fungsi dan tugas instansi menjadi beberapa kategori unit informasi kearsipan.

 

PARKIR ARSIP ANTARA OTAK DAN SKEMA KLASIFIKASI

Arsip menurut UU No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dengan demikian kalau kita perhatikan struktur otak manusia hasil penelitian secara ilmiah, otak manusia berdasarkan fungsi-fungsinya dan skema klasifikasi arsip, kiranya dapat dipetakan secara sederhana dimana posisi arsip itu di-“parkir” sebagai berikut:

 

PARKIR ARSIP
NO. STRUTUR OTAK MANUSIA

(Sumber: Berbagai Sumber di Google)

SKEMA KLASIFIKASI ARSIP

(PERKA ANRI No. 19 / 2012 – tentang Pedoman Penyusunan Klasifikasi Arsip)

1. Sinaps, ruang kecil antara neuron, adalah tempat di mana tindakan yang paling penting terjadi ketika kita mempelajari sesuatu yang baru. Untuk membentuk memori jangka pendek, neuron melepaskan sejumlah besar neuro transmitter di sinaps, membuat jalur itu lebih kuat dan lebih efisien. Untuk membentuk memori jangka panjang, otak harus membuat koneksi yang lebih sinaptik di sepanjang jalur aktif. Konversi memori jangka pendek ke memori jangka panjang sangat baik terjadi ketika kita masih muda, tapi transisi ini mulai kacau seiring bertambahnya usia, sehingga sulit untuk belajar dan mengingat . Skema Klasifikasi Arsip adalah penjabaran kerangka induk klasifikasi menjadi bentuk yang berjenjang yakni terdiri dari beberapa kegiatan dan masing-masing kegiatan terdiri dari beberapa transaksi.

 

2. Otak manusia beratnya sekitar tiga pon (1.300-1.400 gram). Dalam struktur yang relatif kecil itu, ada segala sesuatu yang membentuk diri kita – pikiran, perasaan, bias, memori, dan pengetahuan. Ini adalah tempat dimana perilaku sadar dan perilaku bawah sadar kita berada. Ketika Anda mencoba untuk memukul bola tenis, otak sadar Anda membimbing strategi Anda, tetapi di belakang layar otak bawah sadar Anda mengubah napas, gerakan kaki, dan ayunan tangan Anda. Fungsi adalah bentuk penyebaran urusan tertentu kepada unit kerja dan / atau satu an kerja dan menjadi pedoman untuk melakukan kegiatan sebagai tanggung jawabnya baik fungsi substantif maupun fungsi fasilitatif.

 

3. Otak utamanya terdiri atas dua jenis sel. Neuron, atau sel-sel saraf, adalah sel kunci yang terlibat dalam pembelajaran dan memori. Sel-sel ini mengirimkan sinyal keseluruh otak baik secara elektrik maupun kimiawi. Sel glial melindungi neuron dan memberikannya dukungan struktural dan metabolik. Jenjang Fungsi atau Hierarki Fungsi adalah struktur fungsi yang disusun secara sistematis dan logis dari pengertian yang luas ke pengertian yang bersifat spesifik dan teknis, jenjang pertama adalah nama fungsi (primer), jenjang kedua nama kegiatan (sekunder), dan jenjang ketiga nama transaksi (tersier).
4. Setiap neuron dipisahkan dari sesama neuron oleh ruang kecil yang disebut sinaps. Neuron berbicara satu sama lain ketika salah satu neuron melepaskan zat kimia yang disebut neuro transmitter yang melintasi sinaps dan mengaktifkan neuron yang berdekatan. Setiap neuron membentuk banyak sinaps dengan banyak neuron yang berbeda: otak manusia berisi sekitar 100 miliar neuron dan sekitar 100 triliun sinapsis. Transaksi adalah kesepakatan para pihak dalam komunikasi kedinasan atas sesuatu obyek yang bersifat spesifik
5. Sejak akhir masa remaja kita, kemampuan kita mendatangkan solusi cerdas dan kreatif untuk mengatasi masalah-masalah baru sudah mulai ber kurang. Setelah kita berusia 40-tahunan, hampir semua dari kita akan mengalami apa yang disebut sebagai “mudah lupa jinak” -Anda tidak ingat di mana Anda meletakkan kunci motor, lupa janji, lupa nama, atau lupa tempat memarkir mobil Anda. Pada usia 70 tahunan, sebagian besar dari kita akan memiliki masalah memori yang signifikan. Kegiatan adalah jenis-jenis aktivitas yang dilakukan untuk melaksanakan salah satu fungsi organisasi / instansi.

 

6. Formasi memori jangka pendek kita sebagian besar masih utuh, tetapi kemampuan kita untuk mengubah pengalaman-pengalaman menjadi memori jangka panjang mulai berkurang. Studi otak mengungkapkan bahwa proses penuaan yang normal ini dikaitkan dengan penurunan jumlah dan aktivitas sinapsis di daerah memori pembentuk otak . Analisis Fungsi adalah proses menilai, merumuskan, mengidentifikasi dan menyeleksi fungsi unit kerja sehingga dapat diketahui jumlah dan jenis fungsi yang dimiliki oleh instansi yang menjadi dasar untuk menyusun kerangka induk klasifikasi arsip.

 

 

Antara Struktur otak dan Skema Klasifikasi Arsip tersebut di atas sungguh menggambarkan bagaimana tata kelola mem–“parkir” ingatan dalam bentuk canggih ciptaan Tuhan dan sistem kearsipan buatan manusia. Kedua metode parkir tersebut saling mendukung dan melengkapi untuk menjaga serta menghadirkan kembali memori kita dengan lebih mudah, cepat, dan akurat. Penulis menggunakan kata “Parkir” sebagai pengganti kata “Simpan”, karena secara psikologis menggunakan kata “Simpan” seolah sudah nyaman untuk diam sesuai retensi. Sedangkan menggunakan kata “Parkir” sangat terasa bahwa harus “siap jalan” saat dibutuhkan / dipinjam kapan saja.

 

KESIMPULAN DAN SARAN

Mempelajari cara kerja otak untuk mengingat dan cara kerja skema klasifikasi arsip, sangat memperluas wawasan dan memicu menemukan solusi yang inovatif guna menjaga memori kita, sekaligus mulai bersemangat untuk menjaga kesehatan otak kita agar fungsinya dapat bekerja secara optimal, sekaligus menghindari kepikunan di usia tua. Indonesia memanggil dan membutuhkan memori anak bangsanya agar keutuhan NKRI terus terjaga kuat.

Asip dapat dianalogikan dengan “CCTV Aktivitas kehidupan” (merangkai permanen puzzle memori). Buku Pustaka adalah Jendela Dunia dan Arsip adalah CCTV Dunia. Seorang negarawan akan aman apabila memegang intelijen. Seorang pintar akan menguasai dunia apabila memegang informasi yang bersemayam di media arsip.

Partisipasi dari setiap anak bangsa terhadap penyakit lupa memori sangat lah penting. Tingkat partisipasi wajib jaga arsip itu akan menjadi cermin keberhasilan implementasi gerakan bebas lupa di Indonesia.

Arsip dan kesehatan otak sangat laherat. Arsip dapat menjadi stimulus dalam menigkatkan daya ingat. Bukankah arsip itu perekam terbaik atas segala aktivitas kehidupan di dunia ini.

Mengelola arsip bukanlah hal sepele. Kegagalan dalam mengelola arsip sangat mudah terjadi, karena kepemimpinan dalam mengelola arsip tidak bisa hanya sekedar memandu SOP (Standard Operating Procedure). Masih ada kode etik sebagai seorang Arsiparis, dan kalau pun kode etik tidak berdampak apa-apa, maka masih ada hati nurani yang bisa membimbing pilihan aktivitas kita.

Di Indonesia ada 3 (tiga) lembaga “Pengawal Informasi”, yaitu :

 

PERUSTAKAAN MUSEUM KEARSIPAN
Dalam dunia Pustaka terkenal dengan semboyan “Buku adalah Jendela Dunia”. Perpustakaan Nasional RI memiliki visi Terdepan dalam Informasi Pustaka, menuju Indonesia gemar membaca”.

 

Bidang Museum difungsikan sebagai pusat informasi budaya dan pariwisata yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban dan kebanggaan terhadap kebudayaan nasional, serta memperkokoh persatuan dan persahabatan antar bangsa. Kearsipan melalui Arsip Nasional RI mengusung semangat menjadikan arsip sebagai “Simpul Pemersatu Bangsa” dengan misi melestarikan arsip sebagai “memori Kolektif dan Jati diri Bangsa”.

 

 

Tiga lembaga pemerintah tersebut di atas pada hakekatnya mengelola informasi, yaitu pustaka, benda / artefak, dan arsip.

Oleh karena itulah Penulis sebagai Arsiparis yang berkesempatan berkarya di seluruh fungsi Bank Sentral RI (Sektor Moneter, Sistem Pembayaran, dan Manajemen Intern) selama lebih dari 26 tahun, ingin menyampaikan gagasan dan saran, yakni saatnya ketiga lembaga tersebut bersinergi menjaga informasi negeri dengan membuat program kerja terpadu untuk “Indonesia Raya yang paling disegani dan terkuat di regional”.

Program strategis terpadu perdana dari ketiga lembaga ini adalah apa yang bisa dilakukan “Pengawal Informasi” terhadap sengketa kawasan Laut Cina Selatan saat ini yang melibatkan Cina dan sejumlah negara ASEAN seperti Filipina, Malaysia, Brunei dan Vietnam. Filipina ?

Indonesia akan terkena imbas jika terjadi konflik di Laut Cina Selatan, karena interpretasi dari “nine-dash line” atau sembilan garis terputus di peta Cina, yang mengklaim sekitar 90% dari perairan yang luasnya 3,5 juta kilometer persegi ( atau 1, 35 juta mil persegi). Indonesia merasa terganggu karena Cina telah memasukkan sebagian dari Kepulauan Natuna dalam sembilan garis terputus tersebut, yang berarti menyatakan sebagian dari provinsi Kepulauan Riau masuk ke wilayahnya. Garis terputus tersebut terlihat di paspor warga negara Cina yang baru diterbitkan. Kepulauan yang termasuk di sini terletak di pesisir barat laut Kalimantan.

Telah tiba saatnya “Pengawal Informasi” untuk menjawab klaim Cina terhadap Laut Cina Selatan melalui fakta sejarah. Indonesia dapat mengungkap sejarah bahwa Laut Cina Selatan itu seharusnya bernama “Laut Sriwijaya”. Bukankah nenek mo yang kita saat masa keemasan / kejayaan Kerajaan Sriwijaya sudah pernah menguasai “dunia”, yaitu menguasai Selat Malaka pada zaman lampau. Catatan sejarah tentang kerajaan Sriwijaya ini pertama kali ditemukan oleh Prof. George Ceodes. Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan yang pernah besar dan jaya di Indonesia. Kerajaan ini disebut juga Negara nasional pertama karena pada masa jayanya, daerah kekuasaannya sangat luas yang meliputi Indonesia bagianbarat, Siam bagian selatan, Semenanjung Malaya, sebagian Filipina, dan Brunei Darussalam di Pulau Kalimantan.

Berita dari Cina sendiri diketahui bahwa para pedagang Cina sering singgah di KerajaanSriwijaya sebelum melanjutkan perjalanan ke India dan Arab.

Dengan demikian sangat jelas bahwa penguasa pertama di jalur laut Cina Selatan adalah Kerajaan Sriwijaya dan Armada Pedagang Cina adalah “tamu” yang singgah di kawasan ini. Sama halnya dengan pedagang dari Arab dan India. tidaklah keliru bahwa sesunguhnya Laut Cina Selatan adalah milik Indonesia. Momentum strategis Pengawal Informasi perlu menyiapkan segala bentuk informasi terkait.

Indonesia membutuhkan komitmen penuh dan kuat dari Pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk melaksanakan kebijakan pembangunan berbasis kelautan sehingga dapat menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang kuat di dunia.

Saatnya kita buktikan secara nyata dengan merangkai permanen puzzle memori, memastikan kita adalah bangsa bebas lupa, serta berdisiplin ketat menyelenggarakan tertib arsip guna menjaga memori.

NKRI aman terjaga dan memang sudah harga mati. Ibu Pertiwi pun tersenyum kepada kita. MERDEKA !!!

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *